Tugas : Kebidanan Komunitas
Dosen : Yusni, S.ST, M.Kes
DISUSUN OLEH KELOMPOK I
1. DIAN SOEKMAWATY RIEZQY ARIENDHA 2. ANEVIA SAPPA MARAMPA 3. AYU BELLA | 4.BESSE ERNA 5.DESSY SYAFRIANI 6.A.TENRI TAWARRU |
| |
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Esa karena berkat himpunan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menylesaikan tugas makalah ini yang berjudul “ Issue Kesehatan Dalam Kebidanan Komunitas“dengan tepat waktu.
Dan terimakasih pula kami sampaikan kepada Ibu Yusni,S.ST, M.Kes selaku dosen yang membimbig kami khususnya pada mata kuliah” Kebidanan Komunitas “ . Karena tanpa adanya bimbingan bapak kami tidak mungkin dapat selesai sebagaimana semestinya.
Kami mengetahui bahwa dalam makalah ini masih banyak kekuranganbaik yang disadari maupun yang tidak disadari . Oleh karena itu kami selaku sebagai penulis megharafkan adanya sumbangsi dari pembaca dalam bentuk saran maupun kritik yang sifatnya membangun karena tidak ada manusia yang sempurna ,hanyalah Tuhan yang memiliki segala kesempurnaan.
Atas perhatiannya , kami ucapkan terimakasih
Makassar,17 Maret 2012
Penulis
DAFTAR ISI
A. Kata Pengantar.……………………………………………………………………i
B. Daftar Isi …………..…………………………………………………………...…ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang….……………………………………………………….….....1
B. Tujuan makalah……….……………………………………………..………..2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Kebidanan Komunitas…………………………………………….. 3
B. Tujuan Kebidanan Komunitas……………………………………………….4
C. Issue Kebidanan Komunitas
a. Kematian ibu dan bayi………………………………………………… 5
b. Kehamilan Remaja…………………………………………………….. 8
c. Unsafe Abortion……………………………………………………… 9
d. Bayi Berat Lahir rendah (BBLR)……………………………………… 10
e. Penyakit Nenular Seksual(PMS)……………………………………….. 11
BAB III Pembahasan
A. Kesimpulan...................................................................................................... 13
B. Saran................................................................................................................ 13
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan kesehatan keluarga yang berkualitas. Pelayanan kebidanan adalah pelayanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan kewenangannya untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak di keluarga maupun di masyarakat. Dalam rangka pemberian pelayanan kebidanan pada ibu dan anak di komunitas diperlukan bidan komunitas yaitu bidan yang bekerja melayani ibu dan anak di suatu wilayah tertentu.
Komunitas berasal dari bahasa Latin yaitu “Communitas” yang berarti kesamaan, dan juga “communis” yang berarti sama, publik ataupun banyak. Dapat diterjemahkan sebagai kelompok orang yang berada di suatu lokasi/ daerah/ area tertentu (Meilani, Niken dkk, 2009 : 1). Menurut Saunders (1991) komunitas adalah tempat atau kumpulan orang atau sistem sosial.
Pelaksanaan pelayanan kebidanan komunitas didasarkan pada empat konsep utama dalam pelayanan kebidanan yaitu : manusia, masyarakat/ lingkungan, kesehatan dan pelayanan kebidanan yang mengacu pada konsep paradigma kebidanan dan paradigma sehat sehingga diharapkan tercapainya taraf kesejahteraan hidup masyarakat (Meilani, Niken dkk, 2009
Namun dalam kebidanan Komunitas terdapat juga issue kesehatan yang menajdi sebuah masalah kebidanan di Komunitas yang dijumpai dalam kebidan komunitas dan menjadi salah satu peran tugas dan tanggung jawab bidan dalam menangani masalah tsebut: diantaranya : Kematian ibu dan bayi,,kehamilan remaja,Unsafe abortion,Bayi Berat lahir Rendah(BBLR),,dan Penyakit Menular Seksual(PMS)
B. Tujuan Makalah
Dalam pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui
A. Definisi Kebidanan Komunitas
B. Tujuan Pelayanan Kebidanan Komunitas
C. Issue Kesehatan dalam Kebidanan Komunitas
a. Kematian ibu dan bayi,
b. kehamilan remaja
c. Unsafe abortion
d. Bayi Berat lahir Rendah(BBLR)
e. Penyakit Menular Seksual(PMS)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kebidanan Komunitas
Kebidanan komunitas adalah memberikan asuhan kebidanan pada masyarakat baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang terfokus pada pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), keluarga berencana (KB), kesehatan reproduksi termasuk usia wanita adiyuswa secara paripurna. Hubungan-hubungan individual dalam sebuah komunitas akan membangun dan mendukung terbentuknya suatu system kepercayaan atau keyakinan baik tentang arti keluarga, konsep sehat maupun sakit sehingga diperlukan bidan di masyarakat. Kebidanan komunitas merupakan konsep dasar bidan melayani keluarga dan masyarakat yang mencakup bidan sebagai penyedia layanan dan komunitas sebagai sasaran yang dipengaruhi oleh IPTEK dan lingkungan.
Komunitas digambarkan sebagai sebuah lingkungan fisik dimana seorang tinggal beserta aspek-aspek sosialnya. Hubungan-hubungan individual dalam sebuah komunitas akan membangun dan mendukung terbentuknya suatu system kepercayaan atau keyakinan baik tentang arti keluarga, konsep sehat maupun sakit.
Masyarakat setempat menunjuk pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah (dalam arti geografis) dengan batas-batas tertentu dimana factor utama yang menjadi dasar adalah interaksi yang lebih besar diantara para anggotanya, dibandingkan dengan penduduk diluar batas wilayah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masyarakat setempat adalah suatu wilayah kehidupan social yang ditandai oleh suatu derajat hubungan social tertentu
B. Tujuan Kebidanan Komunitas
Pelayanan kebidanan komunitas adalah bagian dari upaya kesehatan keluarga. Kesehatan keluarga merupakan salah satu kegiatan dari upaya kesehatan di masyarakat yang ditujukan kepada keluarga. Penyelenggaraan kesehatan keluarga bertujuan untuk mewujudkan keluarga kecil, sehat, bahagia dan sejahtera. Kesehatan anak diselenggarakan untuk mewujudkan pertumbuhan dan perkembangan anak.
Jadi tujuan dari pelayanan kebidanan komunitas adalah meningkatkan kesehatan ibu dan anak balita di dalam keluarga sehingga terwujud keluarga sehat sejahtera dalam komunitas tertentu. ( Syahlan, 1996 : 15 )
Sebagai bidan yang bekerja di komunitas maka bidan harus memahami perannya di komunitas, yaitu :
1. Sebagai Pendidik
2. Sebagai Pelaksana (Provider)
Sesuai dengan tugas pokok bidan adalah memberikan pelayanan kebidanan kepada komunitas. Disini bidan bertindak sebagai pelaksana pelayanan kebidanan. Sebagai pelaksana, bidan harus menguasai pengetahuan dan teknologi kebidanan
- Sebagai Pengelola
4. Sebagai Peneliti
5. Sebagai Pemberdaya
6. Sebagai Pembela klien (advokat )
- Sebagai Kolaborator
- Sebagai Perencana
C. ISUSE KEBIDANAN DI KOMUNITAS
A. Kematian Ibu dan bayi
Kematian ibu adalah kematian perempuan selama masa kehamilan,atau dalam 42 minggu hari setelah persalinan dari setiap penyebab yang berhubungan dengan dan atau diperburuk oleh kehamilan atau penangannya,tetapi bukan karena kecelakaan ( WHO-SEARO,1998)
Angka kematian Ibu(AKI) menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia(SDKI,2003) masih cukup tinggi,yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup. Berarti kematian ibu terjadi 18.300 setiap tahun ,1.500 setiap bulan,352 setiap minggu,50 setiap hari dan 2 jam ,dengan estimasi ibu bersalin(Bulin)/tahun=5 juta.
Sebagian besar kematian perempuan disebabkan komplikasi karena hamil dan bersalin,yakni
No. | Penyebab kematian ibu | Jumlah(presentasi) |
1 2 3 4 5 6 | Perdarahan Eklampsi Infeksi aborsi yang tidak aman trauma obstetric lain-lain | 28% 24% 11% 5% 3 % 11% |
perdarahan 28%,eklampsi 24%,infeksi 11%,aborsi yang tidak aman 5% persalinan lama ,trauma obstetric 3 % dan lain-lain 11%. Penyebab kematian ibu terbesar adalah [erdarahan dan eklampsi , kedua sebab itu sebenarnya dapat dicegah dengan pemeriksaan antenatal care yang memadai atau penerapan teknolgi kesehatan yang ada. Namun demikian ,banyak factor yang mempengaruhi baik politis maupun teknis,sehingga teknologi kesehatan kurang dapat diterapkan secara sempurna di tingkat Masyarakat.. pada saat kesehatan didekatkan ke masyarakat belum tentu masyarakat memanfaatkan.nya karena berbagai alas an yang dikategorikan sebagai penyebab tidak langsung kematian ibu,yakni social ekonomi pendidikan ,kedudukan dan peranan wanita ,social budaya dan transportasi. Hal tersebut sangat memicu terjadinya “tiga terlambat empat terlalu” yaitu keterbatasannya kesempatan memperoleh informasi dan pengetahuan baru,hambatan membuat keputusan,terbatasnya akses memperoleh informasi pendidikan memadai dan kelangkaan pelayanann kesehatan yang peka terhadap kebutuan perempuan.( Anonim,1998)
Survey WHO tahun 2002 dan 2004 menyebutkan,kematian bayi baru lahir
No | Penyebab kematian Bayi | Jumlah |
1. 2 3 4 5 6 7 8 | Asfiksia BBLR Tetanus Malnutrisi Diare Pneumonia Campak Malaria | 27% 210% 4% 54% 19% 19% 7%, 5%. |
disebabkan asfiksia 27%,BBLR 24%,tetanus 10%,sisanya infeksi,pendarahan dan masalah asupan. Kematian anak ,masih menurut WHO, di sebabkan malnutrisi sebesar 54% yang bermuara pada berbagai penyakit,yaitu diare 19%,pneumonia 19%,campak 7%,malaria 5%.
Departemen umum Departemen Kesehatan RI menurut Menkes adalah menurunkanangka kematian bayi dan 33/1000 menjadi 26/1000 kelahiran hidup . demikian pula,prevalensi gizi kurang pada balita ditekan dari 25,8 % menjadi 20%,umur harapan hidup .dari 66,2tahun menjadi 70,6 tahun. Untuk mencapai target tersebut telah disiapkan Departemen Kesehatan dalam empat strategi pokok yakni
1. Penggerakkan dan pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan
2. Mendekatkan akses keluarga miskin daan rentan terhadap layanan kesehatan berkualitas
3. Meningkatkan surveilence
4. Meningkatkatk pembiayaan dibidang kesehatann.
Keselamatan dan kesejahteraan perempuan dan anak sangat penting tidak saja bagi pemenuhan hak hidup sehat bagi mereka,tapi juga dalam mengatasi masalah ekonomi,social dan tantangan pembangunan( Pesan Kunci Hari Kesehatan Dunia,2005)
Faktor pengaruh | Hambatan | Kesempatan |
Norma-norma dan hirarki sosial | Masih banyaknya masyarakat yang masih mempercayai dukun sebagai penolong persalinannya. | Dengan adanya kepercayaan tersebut,bagaimana bidan dapat mendekati dukun untuk melakukan mitra antara bidan dan dukun |
Struktur kelebagaan | - | - |
Faktor Ekonomi | Banyaknya masyarakat yang berpikir bahwa melahirkan pada Yankes membutuhkan biaya yang banyak,karenabanyak masyarakat yang masih memiliki kemampuan ekonomi nya yang rendah. | Kebijakan pemerintah yang khususnya dalam bidang kesehatan,telah banyak mengeluarkan kebijakan tentang kesehatan gratis,yang diharapkan masyarakat dapat memiliki kesadaran untuk memeriksakan kesehatan ibu hamil dan bayinya pada pelayanan kesehatan yang terbaik |
Faktor politik | Masih banyak kepentingan politik yang berasakan kepentingan kelompok sehinga bantuan yang diperuntukan bagi penurunan angka kematian ibu dan bayi diselewengkan kearah sebuah kekuassan sehingga dana tersebut tidak tepat sasaran,,,dan berujung pada kepentingan Nepotisme | Dengan adanya kekuatan politik,dapat diadakan kerjasama lintas sector,dimana masyarakat khususnya ibu dan bayinya dapat menerima nasihat dari pemerintahan yang dianggap sebagai panutannya. |
Parameter Hukum | - | - |
Training | - | - |
Sikap komunitas terhadap fihak luar spt LSM | - | - |
B. Kehamilan Remaja
Kesiapan seorang perempuan untuk hamil dan melahirkan atau mempunyai anak ditentukan oleh kesiapan tiga hal
1. Kesiapan fisik secara umum seorang perempuan yang disebut siap secara fisik,jika ia telah menyelesaikan pertumbuhan tubuhnya,yaitu sekitar 20 tahun ,ketika tubuhnya yaitu sekitar 20 tahun,ketika tubuhnya berhenti tumbuh,sehingga usia 20 tahun bias dijadikan pedoman keiapan fisik.
2. Kesiapan mental/emosi psikis,adalah saat dimana seorang perempuan dan pasangannya merasa relah ingin mempunyai anak merasa telah siap menjadi orag tua termaksud mengasuh dan mendidik anak.
3. Kesiapan ekonomi social ,secara ideal jika seorang bayi dilahirkn maka ia akan membutuhkan tidak hanya kasih saying orang tuannya ,tetapi juga sarana yang membuat bayinya bias tumbuh dan berkembang.
Beberapa ,salah yang dapat timbul pada kehamilan remaja(usia dibawah 20 tahun.
1. .Pada umumnya ibu muda(remaja) kurang memperhatikan kehamilannya,termaksud control kehamilan . ini berdampak pada meningkatnya resiko kehamilan
2. Ibu muda(remaja)pada waktu hamil sering mengalami ketidak aturan tekanan darah yang dapat berdampak pada keracunan kehamilan serta kejangan yang berakibat pada kematian
3. Penelitian juga memperlihatkan bahwa kehamilan usia muda seringkali berkaitan dengan munculnya kanker mulut rahim.
Faktor pengaruh | Hambatan | Kesempatan |
Norma-noma dan hirarki sosial | Adanya masyarakat yang terlalu kental dengan adat untuk menikahkan anak gadisnya di usia muda tanpa memperhatikan hak reproduksi dalam mempersiapkan kehamilannya | Dengan adanya adat atau sutu norma yang dapat dipatuhi yang berasaskan dengan memperhatikan kesehatan reproduksi para remaja. |
Struktur kelembagaan | | |
Faktor Ekonomi | Dengan tidak adanya kesiapan Ekonomi yang baik bagi ibu,akan menyebabkan ketidak siapan bayi dalam memenuhi kebutuhan bayinya | Dengan adanya ekonomi yang baik,masyarakat khususnya perempuan dapat menempuh pendidikan yang tinggi untuk menambah pengetahuan,agar pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. |
Faktor politik | - | Suatu kebijakan pemerintah dapat memberikan penyuluhan uuntuk bagaimana masyarakat dapat khususnya perempuan dapat meyiapka kehamilannya dengan matang melalui program BKKBN misalnya. |
Parameter Hukum | - | - |
Training | | |
Sikap komunitas terhadap fihak luar spt LSM | | |
C. Unsafe Abortion
Menrut Fast about abortion: info kit on womwns health,institute for social study and action,Maret 1991,dalam istilah kesehatan aborsi didefinisikan sebagai penghentian kehamilan setelah tertanamnya ovum yang telah dibuahi dalam rahim,sebel usia janin berusia mencapai 20 minggu.
Di Indonesia belum ada batasan resmi mengenai aborsi. Dalam kamus Bahasa Indonesia (Prof.JS.Badudu dan Prof.Sutan Muhammad Zain 1996) abortus didefinisikan sebagai terjadinya keguguran janin; melakukan abortus sebagai melakukan pengguguran (dengan sengaja karena tidak mengiginkan bakal bayi yang ia kandung.
Yang dimaksud dengan aborsi tidak aman adalah (unsafe abortion adalah penghentian kehamilan yan dilakukan oleh orang yang tidak terlatih/kompeten dan menggunakan saran yang tidak memadai ,sehingga menimbulkan banyak komplikasi bahakan kematian. Banyaknya kematian akibat aborsi yang tidak aman tentu sangat memprihatinkan.
Faktor pengaruh | Hambatan | Kesempatan |
Norma-noma dan hirarki sosial | Dengan minimnya norma yag dimiliki oleh sipelaku,khususnya kehamilan di luar nikah yang membuat pelaku melakuakan aborsi yang tidak amankarena malu terhadap lingkungannya. | Dengan adanya norma agama yang diajarkan sedini mungkin pada masyarakat tidak dian segan melakukan hal-hal yangtentunya masyrrakat |
Struktur kelembagaan | - | - |
Faktor Ekonomi | Karena adanya kelemahan pada ekonomi,dan factor kemisinan yang mebuat ibu mengugurkan kandungannya secara tidak aman dan mengambil alternative ke dukun karena merasa biaya nya lebihngkan ke dokter. | Dengan adanya kesiapan ekonomi yang memadai ,seorang ibu akan siap dalam hal menyiapkan kehamilannya hingga kelahiran anaknya tersebut,hingga tidak akan terjadinya aborsi yang tidak aman - |
Faktor politik | - | - |
Parameter Hukum | Lemahnya hukum di Indonesia yang mengatasi permasalahan aborsi yang tidak aman di Indonesia,tidak ada sanksi tegas untuk menindaki pelaku hal tersebut | Bila ada sanksi tegas untuk per-UU hukum di Indonesia yang melarang pelegalan aborsi yang tidak aman |
Training | - | - |
Sikap komunitas terhadap fihak luar spt LSM | - | - |
D. Bayi berat lahir rendah(BBLR)
Kriteria BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram. Diperkirakan,kejadian BBLR di Indonesia berkisar antara 14-17% dari seluruh kelahiran. Penetapan angka tersebut berkaitan dengan pertubuhan janin yang sesuai dengan masa gestasi(umur kehamilan yang normal). Umumnya bayi yang normal berat badannya mencapai 2500 gram pada usia kehamilan sekitar 38 minggu . usia kehamilan normal sendiri berkisar antara 38-42 minggu.
BBLR bias dibagi menjadi Bayi Berat Lahir Sangat Rendah(BBLR),yaitu dengan berat lahir 1000-1500 gram dan Bayi Berat Amat Sangat Rendah(BBLASR),yaitu dengan berat kurang 1000 gram.
Antisipasi kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah pada masa hamil
1. Perhatikan suplai makanan baik kualitas maupun kuantitas atau 1 kali lebih sering daripada sebelum hamil.
2. Periksa kehamilan secara teratur minimal 4 kali. Bila kenaikan berat badannya kurang dari 1 kg perbulan ,ibunperlu segera meminta pertolongan ke puskesmas
3. Ibu hamil minimum tablet zat besi secara teratur setiap hari 1 tablet,minimum 90 tablet
4. Kurangi kerja yang melelahkan ,istirahat yang cukup dan tidur lebih awal
5. Menjaga jarak antara kehamilan paling dekat 2 tahun.
Faktor saling pengaruh antara “profil aktifitas” dan “profil akses dan kontrol”.
Faktor pengaruh | Hambatan | Kesempatan |
Norma-noma dan hirarki sosial | Banyak Mitos-mitos di masyarakat yang membuat pelarangan konsumsi makan-makanan yang sebenarnya bergizi bagi untuk ibu dan bagi perkembangan janin namun di tetap di aplikasikan tanpa alas an ilmiah sehingga ibu kekurangan makanan yang banyak mengandung gizi untuk dirinya dan bayinya | Dengan Sosekbud yang ada harusnya masyarakat dapat memilah yang mana mitos yang ditinggalkan oleh nenek moyang yang dapat berguna bagi masyarakat khususnya ibu hamil dan yang mana yang bukan hal yang dapat merugikan ibu hamil,sehingga perkebangan janinnya dapat berkembang secara normal |
Struktur kelembagaan | - | Adanya program garatis kunjungan wajib selama ANC dari pemerintah |
Faktor Ekonomi | .dengan Ekonomi yang pas-pasan terkadang ibu hamil tidak dapat memenuhi kandungan gizi dan bayinya. | - |
Faktor politik | - | - |
Parameter Hukum | | |
Training | - | - |
Sikap komunitas terhadap fihak luar spt LSM | - | - |
E. Penyakit Menular Seksual
Penyakit Menular Seksual adalh penyakit infeksi yang kebanyakan ditulari melalui hubungan seksual melalui (oral,anal,lewat vagina). PMS juga diartikan sebagai penyakit kelamin . harus diperhatikan bahwa PMS menyerang sekitar alat kelamin,tapi gejalahnya dapat muncul dan menyerang mata,mulut,saluran penceraanaan ,hati,otak dan organ tubuh lainnya contohnya: HIV/AIDS dan Hepatitis B dapat ditularkan melalui hubungan seksual ,tetapi keuanya tidak terlalu menyerang alat kelamin.
Pada umumnya PMS membahayakan organ-organ reproduksi,pada wanita, PMS menghancurkan dinding vagina atau leher rahim,biasanya tanpa tanda-tanda infeksi.
Ada beberpa akibat negative yang dapat ditimbulkan PMS yaitu
1. Kemandulan
2. Kegugura
3. Kanker rahim
4. Merusak penglihatan,otak dan hati
5. Menular kepada bayi,melalui air susu ibu
6. Rentan terhadap penyakit AIDS dan hepatitis B
Ada beberpa jenis PMS ,tetapi yang paling umum dan yang paling penting untuk diperhaitikan adalah
1. Gonorea;menyebabkan kemandulan
2. Klamidia;menyebabkan kemandulan
3. Herpes kelamin;menyebabkan gejalah yang biasa muncul dan hilang seumur hidup
4. Sifilis;menyebabbkan kerusakan erat pada klamin jika tidak diobati
5. Hepatitis B menyebbkan kerusakan pada hati.
6. HIV/AIDS menghancurkan system kekebalan tubuh bahkan meninggal
Solusi sementara untuk menanggulangi permasalahan tersebut adalah penyuluhan kesehatan terutama tentang PMS,oleh Bidan Komunitas dapat dilakukan test darah dan pemeriksaan kesehatan terutama pada wanita dan remaja ,dengan tujuan masyarakat sadar akan akibat yang diderita jika sudah menderita PMS dan atau tidak mengotinya
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebidanan komunitas adalah memberikan asuhan kebidanan pada masyarakat baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang terfokus pada pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), keluarga berencana (KB), kesehatan reproduksi termasuk usia wanita adiyuswa secara paripurna.
Namun dalam kebidanan Komunitas terdapat juga issue kesehatan yang menajdi sebuah masalah kebidanan di Komunitas yang dijumpai dalam kebidan komunitas dan menjadi salah satu peran tugas dan tanggung jawab bidan dalam menangani masalah tsebut: diantaranya : Kematian ibu dan bayi,,kehamilan remaja,Unsafe abortion,Bayi Berat lahir Rendah(BBLR),,dan Penyakit Menular Seksual(PMS)
B. Saran
Secara professional,bidan bertanggung jawab terhadap pekerjaannya,partnership denagan perempuan untuk kelancaran untuk member support pada msyarakat. Bidan juga lebih memperhatikan pada issue keshatan dalam kebidanan komunitas
DAFTAR PUTAKA
1. Depkes RI, 1999. Bidan di Masyrakat, Jakarta (BA-3).
2. Meilani, Niken dkk, 2009. Kebidanan Komunitas. Fitramaya.
Yogyakarta.
3. Suriani,dkk,2009,Dasar-dasar Asuhan Kebidanan Komunitas;
Nogotirto,Yogyakarta.
4. Syafrudin dan Hamidah. 2009. Kebidanan Komunitas. EGC.
Jakarta
5. Syahlan, J.H, 1996. Kebidanan Komunitas. Yayasa BinaSumber
Daya, Jakarta
makasi info tentang kebidanan komunitasnya ya :)
BalasHapusterimakasih...^^
BalasHapus